Kemkomdigi Gelar Firtual Bandung Spirit 2063, Hidupkan Kembali Semangat Persaudaraan Asia-Afrika
Bali, firtual.id - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melalui Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan (Dit Polhukam) menggelar Forum Literasi Politik, Hukum, dan Keamanan Digital (Firtual) dengan tema Mewujudkan Bandung Spirit 2063: Dampak HLFMSP dan IAF ke-2 bagi Masyarakat Indonesia”.
Forum Firtual kali ini
dilatarbelakangi atas suksesnya Indonesia menyelenggarakan High Level Forum on
Multi Stakeholder Partnerships (HLFMSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2
pada September 2024 lalu di Nusa Dua, Bali. Pertemuan tersebut menghasilkan
sejumlah terobosan baru dalam kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara
Asia-Afrika, disertai peningkatan hubungan bilateral yang semakin erat, dengan
fokus pada pengembangan proyek-proyek strategis di berbagai sektor.
“Kami dari Direktorat Polhukam
bertugas menyosialisasikan berbagai capaian-capaian yang sudah didapatkan dari
kedua forum internasional tersebut. Ini juga menjadi spirit tahun depan kita
akan merayakan 70 tahun Konverensi Asia-Afrika (KAA) 1955. Semoga acara ini
bisa memberikan manfaat bagi teman-teman semua terutama yang bergerak di bidang
hubungan internasional, hukum internasional, politik internasional, bisnis
internasional, investasi, banyak sekali yang bisa dipelajari dari forum ini,”
kata Plh Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan,
Komdigi, Filmon Leonard Warouw saat memberikan sambutannya di ZodiacXII Coffee,
Denpasar, Bali, Rabu (23/10/2024).
Dikatakan Filmon, kegiatan Forum
Firtual diharapkan dapat menghidupkan kembali semangat persaudaraan dan
solidaritas antar negara Asia dan Afrika, serta mendorong upaya kolektif dalam
mengadopsi solusi digital yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Dilandasi Forum KAA di Bandung,
menyatukan negara-negara yang baru merdeka di Asia dan Afrika untuk
meningkatkan kerja sama ekonomi, politik, karena merasa satu nasib. Nanti akan
dijelaskan lebih detil oleh para narasumber apa saja yang dapat kita ambil
manfaatnya sangat banyak,” kata Filmon.
Sementara itu, Dosen Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas),
Anak Agung Mia Intentilia, S.IP., MA mengungkapkan, banyak yang belum tahu
keseluruhan negara-negara Afrika. Forum yang sudah dan akan diselengarakan akan
mendekatkan kita untuk tahu lebih banyak hubungan Asia, Afrika dengan Indonesia
seperti apa.
“Banyak sekali
kesempatan-kesempatan yang bisa kita pelajari. Kita bisa tahu masyarakatnya
seperti apa. Dalam dunia internasional, Indonesia berperan aktif menajdi
inisiator, mitra yang dipercaya, dalam hubungan internasional bisa disebut juga
soft power. Impak ke masyarakat, dari forum yang ada juga melibatkan mitra
bisnis. Jadi ada business to business dan people to people. Bisa bertukar
pikiran, sharing practices, sekaligus memperluas jaringan kerja,” ungkap Mia.
Ditambahkannya, sebagai generasi
muda yang sudah difasilitasi pemerintah hendaknya bisa terus berperan aktif
dalam lingkup global dan terlibat dalam kerja sama dalam berbagai bidang
seperti budaya, pendidikan, politik, ekonomi kreatif dan lainnya.
“Kuncinya dari penyelenggaraan
forum-forum adalah solidaritas, bagaimana Indonesia bisa menjadi mitra yang
dipercaya. Kepemimpinan Indonesia di level global dan pentingnya promosi
kedaulatan, kerja sama yang adil, dan mutual interest,” ujarnya.
Sedangkan Key Opinion Leader
(KOL) Trya Wahyudha menceritakan pengalamannya saat berinteraksi kepada
orang-orang penting dalam forum internasional seperti Konferensi Asia-Afrika.
Diungkapkannya, mewakili generasi muda harus dapat menerima dan menerjemahkan
pesan-pesan yang disampaikan pemerintah melalui media kepada masyarakat.
“Ini adalah kegiatan yang sangat
luar biasa, di media center ada ratusan media yang meliput kegiatan tersebut.
Di sana saya mendapat kesempatan bertemu beberapa menteri - menteri. Jadi di
sana bisa melihat kerja sama bilateral antar negara-negara peserta.
Menurutnya, mungkin awalnya
merasa tidak peduli mengenai dampak seperti apa dan bagaimana tentang
forum-forum yang diselenggarakan, ternyata banyak sekali keuntungan yang
dimiliki Indonesia.
“Ada keuntungan bisnis, keuntungan ekonomi, politik, nama Bali jadi tambah terkenal. Wisatawan Afrika yang datang juga meningkat. Afrika salah satu negara yang memberikan income terbesar ke Bali. Jadi itu adalah keuntungan bagi kita,” sebutnya.
(Foto dari kiri ke kanan: Moderator Dewi Nitya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Anak Agung Mia Intentilia, S.IP., MA, Key Opinion Leader (KOL) Trya Wahyudha, Plh Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum dan Keamanan, Komdigi, Filmon Leonard Warouw)