Kemkomdigi Bahas Capaian Positif Indonesia dalam Pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2
foto bersama: Filmon Leonard Warouw selaku Fungsional Penerjemah Ahli Madya Dirjen IKP Komdigi, Influencer Bulan Sulla, Petrus Ana Andung, Koordinator Program Studi Pasca Sarjana (S2) Ilmu Komunikasi, Fisip Undana,
Kupang, firtual.id - Kementerian
Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengadakan acara Forum Literasi Politik
Hukum dan Keamanan Digital (Firtual) dengan tema “Peran High Level Forum
Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum (IAF)
Ke-2 dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dan
Meningkatkan Solidaritas Global Indonesia” di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada
Kamis (14/11/2024).
Mewakili Direktur
Informasi dan Komunikasi Politik Hukum dan Keamanan Dirjen IKP Kementerian
Komdigi, Filmon Leonard Warouw selaku Fungsional Penerjemah Ahli Madya Dirjen
IKP Komdigi menyatakan bahwa Indonesia telah mendapatkan hasil-hasil positif
dalam dua pertemuan besar HLF MSP dan IAF ke-2.
“Acara HLF MSP ini
bertujuan untuk mempertemukan para akademisi NGO, ahli ekonomi, LSM serta
negara-negara perwakilan untuk memecahkan berbagai macam masalah serta
mempercepat SDGs atau target-target pembangunan yang berkelanjutan,” jelas
Filmon dalam sambutannya.
Ditambahkan, ada juga
Indonesia Africa Forum yang merupakan salah satu bentuk dari kerjasama kita
yang sudah diawali sejak Konferensi Asia Afrika (KAA). KAA pertama kali diadakan
di Bandung pada tahun 1955 dan bertujuan untuk menyatukan negara-negara
berkembang dan baru merdeka untuk mengejar ketertinggalan ekonomi dan membangun
kerjasama politik.
Menurut Filmon acara ini
diadakan untuk mensosialisasikan hasil dari dua pertemuan besar itu, yang akan
di kupas kuntas oleh para narasumber yang telah diundang untuk memberikan
penjelasan terkait keberhasilan-keberhasilan Indonesia dalam forum-forum tersebut.
Adapun narasumber yang
diundang untuk hadir dalam acara ini antara lain yaitu, Hendra Wahanu
Prabandani, (Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan
Internasional), Petrus Ana Andung, (Koordinator Program Studi Pasca Sarjana
(S2) Ilmu Komunikasi, Fisip Undana), serta Bulan Sulla (Influencer).
Menurut Hendra Wahanu
Prabandani, pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2 yang diadakan secara bersamaan di
Nusa Dua, Bali pada tanggal 1-3 September yang lalu tersebut memiliki latar
belakang untuk mengangkat kembali semangat Konferensi Asia Afrika atau Bandung Spirit.
“Di mana Indonesia pada
tahun 1955 berhasil menjadi pemimpin bagi negara-negara Asia dan Afrika atas
semangat solidaritas yang saat itu diangkat dalam rangka untuk mengatasi
persoalan kolonialisme yang masih dialami oleh negara-negara Asia dan Afrika
pada saat itu,” ungkap Hendra.
Lebih jauh Hendra
menyebutkan bahwa dalam pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2 ini dibahas tiga tema
penting yaitu, terkait dengan bagaimana memperkuat kerjasama selatan-selatan
dan triangular, isu tentang SDGs serta isu penting tentang Innovative
Financing.
“Pertemuan kemarin
menghasilkan Chair’s Summary sebagai rekomendasi konkrit dari Indonesia untuk
memecahkan isu atau persoalan global. Dan kemarin beberapa hasil dari HLF MSP
ini menjadi masukan dalam Forum Summit of the Future di UN General Assembly sebulan
yang lalu,” ujar Hendra.
“Kemudian pertemuan di
tiap sesi juga menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang akan ditindak lanjuti
kedepan,” sambungnya.
Hendra juga menyebutkan
bahwa pertemuan ini memberikan sejumlah dampak seperti memperkuat citra positif
Indonesia dalam hal kepemimpinannya di negara-negara berkembang (global
south), pertemuan ini juga membuka banyak peluang pasar baru bagi pelaku
usaha serta memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat di
Bali.
“Indonesia juga
mendapatkan apresiasi dari seluruh kepala negara yang hadir, terutama dalam hal
menyatukan suara dari negara-negara berkembang dalam rangka mempromosikan
solidaritas atau kesetaraan dan keadilan dalam kerjasama dengan negara maju
serta memperkuat kerjasama multi-pihak,” ungkap Hendra.
Berbicara dalam
perspektif Ilmu Komunikasi, Petrus Ana Andung menyatakan bahwa Indonesia
setidaknya memiliki dua peran penting dalam pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2
tersebut.
“Peran Indonesia dalam
konteks dua forum ini yang pertama adalah menjadi bridge builder dalam
memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat
pencapaian SDGs,” ungkap Petrus.
“Selain itu Indonesia
juga berperan sebagai promotor yang aktif terlibat dalam kerjasama
Selatan-Selatan,” tambahnya.
Menurut Petrus kedua
peran yang dimainkan Indonesia di kedua forum tersebut nantinya akan memperkuat
diplomasi publik internasional Indonesia, kemudian pendekatan
idealistic-humanistic akan menggambarkan komunikasi internasional Indonesia
dalam mendudukkan Indonesia sebagai bangsa dan negara berdaulat di mata
Internasional, serta membangun komunikasi strategis dalam kerjasama ekonomi.
Sementara itu berbicara
sebagai generasi muda, Bulan Sulla yang tampil sebagai pembicara terakhir
menekankan tentang pentingnya peran generasi muda terutama dalam konteks
penyebaran informasi terkait pertemuan HLF MSP dan IAF ke-2.
“Sebagai anak muda kita
memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia maya yang dapat mempengaruhi
opini-opini publik dan membawa perubahan sosial dengan apa yang kita share,”
ujar Bulan.
“Saya percaya bahwa kita
anak muda dapat menyebarluaskan berbagai isu-isu terbaru tentang negara kita
hingga ke luar negeri. Adalah langkah yang sangat bagus apabila kita sebagai
anak muda turut berperan dalam penyebaran informasi positif untuk meningkatkan
solidaritas global Indonesia,” imbuhnya.
Acara Firtual kali ini
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
nilai-nilai Bandung Spirit dan perannya dalam menghadapi tantangan global,
menyediakan platform bagi masyarakat untuk diskusi mengenai solusi inovatif
yang dapat diterapkan dalam konteks keberlanjutan dan digitalisasi dan juga
memberikan edukasi untuk mengambil tindakan konkret dalam mendukung inisiatif
keberlanjutan dan memanfaatkan teknologi digital.