Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa Jadi Alternatif Ciptakan Lapangan Kerja
Perajin tenun dari Kampung Wisata Khatulistiwa, Kurniawati mampu memproduksi kain khas Dayak mewarisi sekaligus melestarikan budaya tenun.
Pontianak, firtual.id - Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi salah satu alternatif dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Tidak hanya menghasilkan kain tenun, tetapi juga produk souvenir seperti syal, tas, songket, dan lainnya.
Instruktur tenun dari Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa, Kurniati yang merupakan pendiri rumah tenun di Kelurahan Batulayang Kecamatan Pontianak Utara berhasil memberdayakan warga sekitar.
Berawal dari hobi sekaligus melestarikan budaya tenun, Kurniati dapat membantu perempuan setempat untuk berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga.
“Saya belajar secara otodidak temurun-temurun mewarisi keluarga untuk membuat kain tenun,” kata di Pontianak, Rabu (13/11/2024).
Ia terbuka untuk siapapun yang ingin bekerja atau belajar menenun untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
“Proses pengerjaannya berbeda-beda, ada yang seminggu bisa juga sampai satu bulan tergantung motifnya. Bagi yang mau kerja boleh saja. Upahnya mengikuti jumlah kain yang diproduksi serta kerumitan motif dan bahan baku,” kata Kurniati
Ia berharap Kampung Wisata Kain Tenun Khatulistiwa dapat semakin maju dan berkembang hingga terkenal sampai mancanegara. Supaya masyarakat juga tidak harus bekerja diluar negeri apalagi saat ini banyak modus penipuan daring yang dapat mengakibatkan masyarakat terjebak dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Alhamdulillah kalau bisa membantu pemerintah dalam memberdayakan masyarakat, setidaknya mencegah orang tertipu bekerja dikuar negeri.
“Biar orang luar negeri saja yang berwisata kesini sekaligus membeli kain,” tambahnya.
Seperti diketahui, kain tenun Pontianak, atau lebih dikenal dengan sebutan kain tenun Dayak, merupakan salah satu hasil kerajinan yang khas dari daerah Pontianak, Kalimantan Barat. Kain ini biasanya ditenun dengan teknik tradisional menggunakan alat tenun sederhana, dan seringkali memiliki motif yang kaya akan simbolisme budaya Dayak.
Motif dan warna yang digunakan dalam kain tenun ini bervariasi, mencerminkan keanekaragaman budaya dan adat istiadat masyarakat lokal. Kain tenun ini tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga memiliki makna ritual dan kultural dalam berbagai upacara adat.